Obat Antihipertensi
Klasifikasi hipertensi
Hipertensi dapat
diklasifikasikan berdasarkan tingginya TD dan berdasarkan etiologinya.Berdasarkan
tingginya TD seseorang dikatakan hipertensi bila TD nya >140/90 mmHg
Klasifikasi TD untuk usia 18 tahun atau lebih
berdasarkan JNC VI,1997
klasifikasi
|
Sistol
(mmHg)
|
Diastole
(mmHg)
|
Optimal
Normal
Normal tinggi
Hipertensi:
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
HT sistolik
|
<120
<130
130-139
140-159
160-179
>180
>140
|
<80
<85
85-89
90-99
100-109
>110
<90
|
Klasifikasi TD untuk usia 18 tahun atau
lebih berdasarkan JNC VII,2003
KLASIFIKASI
|
SISTOL(MMhG)
|
DIASTOLE(MMhG)
|
Normal
Prehipertensi
Hipertensi
Tingkat 1
Tingkat 2
|
<120
120-139
140-159
>160
|
<80
80-89
90-99
>100
|
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi hipertensi esensial dan
hipertensi sekunder.
·
Hipertensi esensial
Disebut juga hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi tanpa
kelainan dasar patolofi yang jelas.90% kasus merupakan hipertensi esensial.
Penyebabnya multifaktoral meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor
genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium,kepekaan terhadap stress,
reaktifitas pembuluh darah terhadap vasokontrikstor,resistensi insulin dan
lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet,
kebiasaan meroko, stress emosi, obesitas dan lain-lain
·
Hipertensi sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi. Yang termasuk disini antara lain: akibat
penyakit ginjal,(hipertensi renal,) hipertensi endokrin,kelaianan saraf pusat,
obat-obatan dan lain-lain
Hipertensi renal dapat berupa hipertensirenovaskular minsalnya pada
stenosis arteri renalis, vaskulitis intrarenal,dan hipertensi akibat lesi
parenkim,ginjal seperti pada glomerulonefritis. Pielonefritis, penyakit ginjal
polikistik, nefropati diabetik dan lain-lain
Hipertensi endokrin termasuk disini adalah kelainan korteks adrenal,tumor
medulla adrenal,hipertiroidisme,hiperparatiroidisme dan lain-lain
B.Pengertian obat antihipertensi
·
Obat yang berkhasiat untuk mengobati hipertensi.
·
Preparat yang menurunkan tekanan darah tinggi
C.Khasiat dan penggunaannya
Ditujukan untuk Menurunkan TD dan
untuk menurunkan frekuensi terjadinya berbagai komplikasi akibat dari
hipertensi itu sendiri, minsalnya stroke,gagal jantung kongestif,gagal ginjal
dan aneurisma dissecting yang fatal maupun non fatal.
Penggunaan obat anti hipertensi ada yag oral dan ada yang diberikan secara
parenteral.
D. Jenis obat dan
penggolongannya
Obat2- obat antihipertensi dikenal 5 kelompok obat
lini pertama (first line drug) yang
lazim digunakan untuk pengobatan awal hipertensi yaitu:
1.Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium,air
klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya
terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah.beberapa diuretik antara
lain:
*.Diuretik tiazid
Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan
tiazid antara lain :
#. Hidroklorotiazid (HCT)
Merupakan prototipe golongan tiazid dan di anjurkan untuk sebagian besar
kasus hipertensi ringan dan sedang dan dalam kombinasi dengan berbagai
antihipertensi lain. Dalam dosis yang ekuipoten berbagai golongan tiazid
memiliki efek samping yang kurang lebih sama.
Golongan tiazid umumnya kurang efektif pada gangguan fungsi ginjal dapat
memperburuk fungsi ginjal dan pada pemakaian lama menyebabkan hiperlipidemia
(peningkatan kolesterol, LDL dan trigliserida).Efek hipotensif tiazid baru
terlihat setelah 2-3 hari dan mencapai maksimum setelah 2-4 mggu.
#. Indapamid
Memiliki kelebihan karena masih efektif pada pasien gangguan fungsi
ginjal,bersifat netral pada metabolisme lemak dan efektif mergresi hipertrofi
ventrikel.Obat ini dapat mengurangi sympathetic
outflow dari sistem saraf autonom.
Penggunaan
Sampai sekarang tiazid merupakan obat utama dalam terapi hipertensi. Berbagai penelitian besar membuktikan
bahwa diuretik terbukti paling efektif dalam menurunkan resiko kardiovakuler.
Pada pasien gagal ginjal tiazid kehilangan efektifitas diuretik dan
antihipertensinya,untuk pasien ini dianjurkan penggunaan diuretik kuat.
Tiazid efektif untuk pasien hipertensi dengan kadar renin yang rendah.Tiazid
dapat digunakan sebagai obat tunggal pada hipertensi ringan sampai sedang atau
dalam kombinasi dengan antihipertensi lain bila TD tidak berhasil diturunkan
dengan diuretik saja.
Tiazid jarang menyebabkan hipotensi ortostatik dan ditoleransi dengan
baik,harganya murah, dapat diberikan satu kali sehari dan efek antihipertensinya
bertahan pada pemakaian jangka panjang.
Tiazid sering dikombonasikan dengan antihipertensi lain karena:
·
Dapat meningkatkan efektivitas antihipertensi lain
dengan mekanisme kerja yang berbeda sehingga dosisnya dapat dikurangi.
·
Tiazid mencegah retensi cairan oleh antihipertensi
lain sehingga efek obat-obat tersebut dapat bertahan.
Efek antihipertensi tiazid mengalami antagonisme oleh antiinflamasi non
steroid (AINS) terutama indometasin, karena AINS menghambat sintesis
prostaglandin yang berperan penting dalam pengaturan aliran darah ginjal dan
transport air dan garam. Akibatnya terjadi retensi natrium dan air yang
mengurangi efek hampir semua obat antihipertensi.
Efek samping ,
Tiazid dalam dosis tinggi dapat menyebabkan hipokalemia yang dapat
berbahaya pada pasien yang mendapat digitalis.Efek samping ini dapat dihindari
bila tiazid diberikan dalam dosis rendah atau kombinasi dengan obat lain
seperti diuretik hemat kalium,atau penghambat enzim konvensi angiotensin (ACE- inhibitor).
Tiazid dapat menyebabkan hiponatremia dan hipomagnesimia serta
hiperkalesemia.
Tiazid dapat menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan pada pasien
hipererusemia dapat mencetuskan serangan gout akut.
Untuk menghindari efek metabolik ini tiazid harus digunakan dalam dosis
rendah dan dilakukan pengaturan diet.tedensi hiperkalsemia oleh tiazid
dilaporkan dapat mengurangi resiko osteoporosis.
Tiazid dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida.pada
penderita DM , tiazid dapat menyebabkan hiperglikemia karena mengurangi sekresi
insulin. Pada pasien pria, gangguan fungsi seksual merupakan efek samping
tiazid yang kadang-kadang cukup mengganggu.
Toksisitas semua golongan
tiazid
Badan lemah,karena kehilangan K+ melalui urine
*diuretik kuat (loop diuretics, ceiling diuretics)
Diuretik kuat bekerja di ansa henle asenden bagian epitel tebal dengan cara
menghambat ko transport Na+ ,K+,Cl- dan menghambat resorpsi air dan elektrolit.
Mula kerjanya lebih cepat dan efek diuretiknya lebih kuat daripada golongan
tiazid,diuretik kuat jarang digunakan sebagai antuhipertensi kecuali pada
pasien dengan gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >2,5 mg/dl) atau gagal
jantung
Yang termasuk dalam golongan diuretik kuat antara lain:
·
Furosemid
·
Torasemid
·
Bumetanid
·
Dan asam etakrinat
Waktu paruh diuretik kuat umumnya
pendek sehingga diperlukan pemberian 2 atau 3 kali sehari.
Efek samping diuretik kuat menimbulkan hiperkalsiuria
dan menurunkan kalsium darah, sedangkan tiazid menimbulkan hipokalsiuria dan menigkatkan kadar
kalsium darah.
*diuretik hemat kalium
Amilorid,triamteren dan spironolakton merupakan diuretik lemah.
Penggunaannya terutama dalam kombinasi dengan diuretik lain untuk mencegah
hipokalemia. Diuretik hemat kalium dapat menimbulkan hiperkalemia bila diberikan pada pasien dengan gagal ginjal, atau
bila dikombinasi dengan penghambat ACE,
ARB,ß-BLOCKER ,AINS atau dengan
suplemen kalium.
Spironolokton merupakan antagonis aldosteron sehingga
merupakan obat yang terpilih pada hipertensi aldosteron primer (sindrom conn). Obat ini sangat berguna
pada pasien dengan hiperurisemia,hipokalemia
dan dengan intolerensi glukosa. spironolakton
tidak mempengaruhi kadar Ca++ dalam gula darah
Efek samping spironolakton antara lain: ginekomastia,
mastodinia,gangguan menstruasi dan penurunan libido pada pria
Interaksi
Efek hipokalemia dan hipomagnesimia akibat tiazid dan diuretik kuat
mempermudah terjadinya aritmia oleh digitalis.pemberian kortikosteroid,agonis
ß-2 dan amfoterisin B memperkuat efek hipokalemia diuretik.penggunaan diuretik
bersamaan dengan kuinidin dan obat lain yang dapat menyebabkan aritmia
ventrikel polimorfik akan meningkatkan resiko toksisitas litium. AINS
mengurangi efek antihipertensi diuretik karena menghambat sintesis
prostaglandin di ginjal. AINS penghambat ACE dan ß-blocker dapat meningkatkan
resiko hiperkalemia bila diberikan bersama diuretik hemat kalium.
2
Penghambat adrenergik
penghambat adrenoseptor beta
ß-bloker menurunkan TD berdiri dan berbaring sama
kuat sehingga tidak menimbulkan hipotensi ortostatik. Penurunan tekanan darah
oleh ß-bloker yang diberikan per oral berlangsung lambat.
Mekanisme antihipertensi
Mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian
ß-blocker dapat dikaitkan dengan hambatan reseptor ß1 antara lain:
·
penurunan frekuensi denyut jantung dan
kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah jantung
·
hambatan sekresi renin di sel-sel jukstaglomerulus
ginjal akibat penurunan produksi angiotensin II
·
efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf
simpatis,perubahan pada sensivitas baroreseptor, perubahan aktivitas neuron
adregenik perifer dan peningkatan biosintesis prostasiklin
Penggunaan.
ß-blocker digunakan sebagai obat tahap pertama
pada hipertensi ringan sampai sedang terutama pada pasien dengan penyakit
jantung koroner.
Efektifitas antihipertensi berbagai ß-blocker
tidak berbeda satu sama lain bila diberikan dalam dosis yang ekuipoten. Dari
berbagai ß-blocker atenolol merupakan obat yang paling sering dipilih
karena bersifat kardio-selektif dan penetrisinya ke SSP minimal,sehingga kurang
menimbulkan efek samping sentral dan cukup diberikan sekali sehari . Dosis
lazim adalah 50-100 mg per oral sekali sehari.
Metoprolol diberikan 2 kali sehari dan kurang kardio
selektif dibanding dengan atenolol, dosisnya 50-100 mg dua kali sehari.
Labetolol dan karvedilil memiliki efek vasodilatasi
karena selain menghambat reseptor ß, obat ini juga menghambat reseptor ά.
Efek samping, perhatian dan kontraindikasi
ß-blocker dapat menyebabkan bradikardi,blokade AV
,hambatan nodus SA dan menurunkan kekuatan kontraksi miokard. ß-blocker
merupakan obat yang baik untuk hipertensi dengan angina stabil kronik,tapi
dapat memperberat gejala angina Prinzmetal (angina variant) sehingga
pemberiannya pada pasien hipertensi dengan angina harus memperhatiakan
perbedaan kedua jenis angina.
Efek sentral berupa depresi, mimpi
buruk,halusinasi dapat terjadi dengan ß-blocker yang lipofilik seperti propanorol
dan oksprenolol.
Penghambat adrenoseptor alfa
ά-bloker yang selektif memblok adrenoseptor ά1
berguna untuk pengobatan hipertensi. ά - bloker yang nonselektif jg mengahambat
adrenoseptor ά 2 di ujung saraf
adrenergik sehingga meningkatkan penglepasan NE.
Mekanisme antihipertensi:
Hambatan reseptor ά1 menyebabkan vasodilatasi di
arteriol dan venula sehingga menurunkan resitensi perifer.venodilatasi
menyebabkan aliran balik vena berkurang dan selanjutnya menurunkan curah jantung.
Alfa bloker memiliki beberapa keunggulan antara
lain efek positif terhadap lipid darah (menurunkan LDL,dan trigliserida dan
meningkatkan HDL) dan mengurangi resitensi insulin,sehigga cocok untuk pasien
hipertensi dengan dislipedimia dan DM.
Efek samping:
Hipotensi ortostatik sering terjadi pada pemberian
dosis awal atau pada peningkatan dosis (fenomena dosis pertama) terutama dengan
obat yang kerjanya singkat seperti prazosin.
Palpitasi,takikardi,sakit kepala, mulut kering,
diare udem perifer, hidung tersumbat dan lain-lain.
- Adrenolitik sentral
Yang paling sering digunakan metildopa,klonidin,guanfasin
,guanabensminoksidin,rimedin.
Metildopa:
Mekanisme kerja: merupakan prodrug
yang dalam SSP menggantikan kedudukan DOPA dalam sintesis ketekolamin dengan
hasil akhir ά-metilnorepinefrin.efek antihipertensinya diduga disebabkan karena
stimulasi reseptor ά-2 di sentral sehingga mengurangi sinyal simpatis ke
perifer.
Efek maksimal tercapai setelah 6-8 jam setelah pemberian oral atau i.v.
Penggunaan: merupakan antihipertensi tahap ke dua.efektif
bila di kombinasikan dengan diuretik.dosis efektif minimal 2x 125 mg perhari
dan dosis maksimal 3 g perhari.
Efek samping:
Sedasi,hipotensi postural,pusing mulut kering dan sakit kepala,depresi
gangguan tidur, impotensi, kecemasan, penglihatan kabur dan hidung tersumbat.
Klonidin
Bekerja pada reseptor ά-2 di SSP dengan efek
penurunan simpathetic outflow.efek hipotensif klonidin terjadi karena penurunan
resistensi perifer dan curah jantung.
Penggunaan:
sebagai obat ke dua atau ketiga bila penurunan TD dengan diuretik belum
optimal. Dosis 0,075 mg dua kali sehari dan dapat ditingkatkan sampai 0,6
mg/hari
Efek samping:
mulut kering dan sedasi terjadi pada 50% pasien berkurang setrelah beberapa
minggu pengobatan. Efek sentral berupa mimpi buruk, insomnia, cemas dan
depresi.klonidin jg dapat menyebabkan rebound hipertension bila obat
dihentikan secara mendadak.
Guanfasin dan guanabenz
Sifat-sifat farmakologik dan efek sampingnya mirip
dengan klonidin. Efek antihipertensi guanabenz mencapai maksimal setelah 2-4
jam setelah pemberian per oral dan menghilang 10 jam kemudian.
Bioavailabilitasnya tinggi,waktu paruh sekitar 6 jam dan sebagian besar obat
dimetabolisme.
Guanfasin mempunyai waktu paruh relatif panjang
(14-18jam). Obat ini dieliminasi terutama melalui ginjal dalam bentuk utuh dan
metabolik. Dosis pemberiannya 0,5-3 mg/hari,sebaiknya diberikan sebelum tidur
Moksonidin dan rilmedin
Mempunyai struktur yang mirip klonidin tapi 600
kali lebih selektif terhadap reseptor imidazolin I1 dibandingkan dengan
klonidin.
Penghambat saraf adrenergik
#.reserpin
Merupakan obat pertama yang diketahui dapat
menghambat SSP. Pemberian reserpin mangakibatkan penurunan curah jantung dan
resistensi perifer.
Penggunaan:
pemakaian reserpin dibatasi oleh sering timbulnya efek samping sentral namun
dalam dosis rendah dan dalam kombinasi dengan diuretik merupakan obat yang
efektif dengan efek samping yang relatif rendah. Dosis harian dimulai dengan
0,05 mg sekali sehari bersama diuretik dan jangan melebihi0,25 mg/hari.
Efek samping:
biasanya bersifat sentral seperti letargi, mimpi buruk,depresi mental,kingesti
nasal,hiperasiditas lambung dan eksaserbesi ulkus peptikum,muntah.
#guanetidin dan guanadrel
Guanetidin bekerja pada neuron adrenergik
perifer.obat ini ditransport secara aktif ke dalam vesikel saraf dan menggeser
neropinefrin ke luar vesikel.
Guanetidin menurunkan TD dengan cara menurunkan
curah jantung dan resistensi perifer.
Dosis lazim berkisar antara 10-50 mg sekali
sehari. Obat ini tidak dapat menembus sawar darah otak sehingga tidak
menimbulakan efek samping sentral.
Penghambat ganglion
Trimetafan
Merupakan satu satunya penghambat ganglion yang
digunakan di klinik.kerjanya cepat dan singkat dan digunakan untuk menurunkan
TD dengan segera pada hipertensi darurat terutama aneurisma aorta disekan akut,
untuk menghasilkan hipotensi yang terkendali selama opersai besar. Obat ini
diberikan secara IV dengan dosis 0,3-5 mg/menit
Efek hipotensi terjadi dalam 3-5 menit dan
menghilang 15 menit setelah penghentian tetesan infus.
Efek samping yang terjadi berkaitan dengan hambatan
ganglion seperti ileus paralitik dan paralisis kandung kemuh,mulut kering
penglihatan kabur dan hipotensi ortostatik,pembebasan histamin dari sel mast
sehingga dapat menimbulakan alergi.
Vasodilator
Hidralazin
Merelaksasi secara langsung otot polos arteriol
dan vasodilatasi yang terjadi menimbulkan reaksi kompensasi yang kuat berupa
peningkatan denyut dan kontraktilitas jantung, peningkatan renin plasma dan
retensi cairan semuanya akan melawan efek hipotensif obat. Hidralazin
menurunkan TD berbaring dan berdiri. karena lebih selektif bekerja pada
arteriol,maka hidralazin menimbulkan hipotensi ortostatik
Penggunaan:
hidralazin tidak digunakan sebagai obat tunggal karena takifilaksis akibat
retensi cairan dan reflek simpatis akan mengurangi efek antihipertensinya. Obat
ini biasanya digunakan sebagai obat ke dua dan ketiga setelah diuretik dan ß-blocker.
Dosis pemberian oral 25-100 mg dua kali sehari.
Efek samping
Menimbulkan sakit kepala, mual flushing,hipotensi,
takikardia, palpitasi, angina pektoris, iskemiamiokard.
Minoksidil
Bekerja membuka kanal kalium sensitif ATP dengan
akibat terjadinya effluks kalium dan hiperpolarisasi membran yang diikuti oleh
relaksasi otot polos pembuluh darah dan vasodilatasi.
Penggunaan: obat
ini efektif pada hampir semua pasien dan berguna untuk terapi jangka panjang
hipertensi berat terhadap kombinasi 3 obat yang terdiri dari diuretik,
penghambat adrenergik dan vasodilator.minoksidil harus diberikan bersama
diuretik dan penghambat adrenergik untuk mencegah retensi cairan dan mengontrol
refleks simpatis.
Dosis dimulai dengan 1,25 mg satu atau dua kali
sehari dan dapat ditingkatkan sampai 40mg/hari
Efek samping dan perhatian
Retensi cairan dan garam,efek samping karsiovaskular karena releks simpatis
dan hipertrikosis.
Diakzosid
Mekanisme kerjanya,farmakodinamik dan efek
samping sama dengan minoksidil.
Penggunaan:
diberikan secara IV untuk mengatasi hipertensi darurat, hipertensi maligna, hipertensi
ensefalopati, hipertensi berat pada glomerulus akut dan kronik. Dosis dapat
dimulai dengan 50-100 mg dengan interval 5-10 menit. Dapat juga diberikan
secara infus IV dengan dosis 15-30 mg/tetes.
Efek samping
Menimbulkan retensi cairan dan hiperglikemi.
Natrium nitroprusid
Merupakan donor NO yang bekerja dengan mengaktifkan
guanilat siklase dan meningkatkan konversi GTP mejadi GMP –siklik pada otot
polos pembuluh darah.
Nitroprusid diberikan sebagai infus IV.
Penggunaan: nitroprusid merupakan obat yang kerjanya paling
cepat dan efektif untuk mengatasi hipertensi darurat apapun penyebabnya. Dosis
pemberian biasanya 0,5-10 ug/kg/menit, dosis rata-rata 3 ug/kg/menit menurunkan
tekanan diastolik sebanyak 30-40%
Efek samping
Toksisitas yang akut merupakan akibat dari vasodilatasi
berlebihan dan hipotensi.
Penghambat angiotensin converting enzyme (ACE ingibitor) dan antagonis
reseptor angiotensin II
Sistem renin angiotensin aldosteron (SRAA)
Renin merupakan enzim proteolitik akan memecah
angiotensinogen menjadi angiotensin I (A-I) mejadi angiotensin II (A-II).
Sistem RAA
tidak berperan aktif dalam mempertahankan homeostatis TD pada subjek
dengan volume darah dan kadar natrium yang normal tetepi berperan penting dalam
mempertahankan TD dan volume intravaskular sewaktu terdapat deplesi natrium dan
cairan.
Angiotensin adalah suatu globulin yang disintesis
dalam hati dan beredar dalam darah.
Renin berfungsi mengubah angiotensinomogen menjadi
angiotensin I yang merupakan hormon yang belum aktif. selanjutnya angiotaensin
I akan diubah oleh angiotensin converting enzym (ACE) menjadi angiotensin II
yang memiliki efek vasokontriksi yang sagat kuat dan meransang sekresi
aldosteron dari korteks adrenal.
Mekanisme kerja: angiotensin II suatu oktapeptida yang
merupakan komponen aktif dalam SRA dan bekerja pada sistem kardiovaskular dan
neuro endokrin.
Penghambat
angiotensin-converting enzym (ACE-INHIBITOR)
Kaptopril merupakan ACE inhibitor yang banyak digunakan di klinik
untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung.
Secara umum ACE inhibitor dibagi atas
- Yang bekerja langsung ex: kaptopril dan lisinopril
- Prodrug ex: enalapril, kuinapril, perindopril, ramipril ,silazapril, benazepril ,fosinopril dan lain-lain
Penggunaan:
ACE inhibitor efektif unutk hipertensi ringan,
sedang maupun berat. kombinasi dengan diuretik memberikan efek sinergistik,sedangkan
efek hipokalemia diuretik dapat dicegah.
Efek samping
Hipotensi,batuk kering, hiperkalemia, rash dan
gangguan pengecapan, edema
angioneurotik, gagal ginjal akut, proteinuria
Antagonis reseptor angiotensin II
Terdiri dari dua kelompok besar yaitu reseptor AT1
Dan AT2.
Losartan merupakan prototipe obat golongan ARB yang bekerja selektif pada
reseptor AT1.ARB sangat efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
dengan kadar renin yang tinggi seperti hipertensi renovaskular dan hipertensi
genetik.
Pemberian ARB menurunkan tekanan darah tanpa mempengaruhi frekuensi denyut
jantung.
Efek samping
Hipotensi dapat terjadi pada pasien dengan kadar renin tinggi seperti
hipovalemia, gagal jantung, hipertensi renovaskular dan sirosis hepatis.
Antagonis kalsium
Menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan
miokard.efikasi antagonis kalsium sama dengan efikasi diuretik tiazid,blokcer
dan inhibitor ACE.
Nifedipin oral sangat bermanfaat untuk mengatasi hipertensi darurat.dosis
awal 10mg akan menurunkan tekanan darah dalam waktu 10 menit dan dengan efek
maksimal setelah 30-40 menit.
Efek samping yang sering terjasi
akibat vasodilatasi berlebihan dan termasuk pusing,hipotensi,muka memerah dan
edema pada pergelangan kaki.
Toksisitas
Vasodilatasi,inotropik negatif dan depresi AV dan SA mengakibatkan curah
jantung menurun hingga gagal jantung dan syok
E. Jenis obat ,penggolongannya
dengan dosis dan sediaannya
Obat per oral
Dosis dan sediaan berbagai
jenis diuretik untuk penggunaan sebagai anti-hipertensi
Obat
|
Dosis(mg)
|
pemberian
|
sediaan
|
A.diuretik tiazid
Hidrokorotiazid
Klortalidon
Indapamid
Bendroflumeatiazid
metolazon
metolazon rapid action
xipamid
|
12,5-25
12,5-25
12,5-25
2,5-5
2,5-5
0,5-1
10-20
|
1 x sehari
1 x sehari
1 x sehari
1 x sehari
1 x sehari
1 x sehari
1 x sehari
|
Tab 25 dan 50 mg
Tab 50 mg
Tab 2,5mg
Tab 5 mg
Tab 2,5 ,5, 10 mg
Tab 0,5 mg
Tab 2,5 mg
|
|
|
|
|
b. diuretik kuat
furosemid
torsemid
bumetanid
as. Etakrinat
c. diuretik hemat kalium
amilorid
spironolakton
triamteren
|
20-80
2,5-10
0,5-4
25-100
5-10
25-100
25-100
|
2-3 x sehari
1-2x sehari
2-3 x sehari
2-3 x sehari
1-2 x sehari
1 x sehari
1 x sehari
|
Tab 40mg,amp 20mg
Tab 5, 10, 20 , 100 mg
Ampul 10mg/ml
(2 dan 5 ml)
Tab 0,5, 1 dan 2 mg
Tab 25 dan 50 mg
Tab 25 dan 100 mg
Tab 50 dan 100 mg
|
Sediaan dan posologi
berbagai beta blocker
Obat
|
Dosis awal
(mg/hari)
|
Dosis max
(mg/hari)
|
Frek pemberian
|
sediaan
|
a.kardioselektif
asebutolol
atenolol
bisoprolol
metoprolol
-biasa
-lepas lambat
b.non selektif
alprenolol
karteolol
nadolol
oksprenolol
-biasa
-lepas lambat
Pindolol
Propanolol
Timolol
Karvedilol
labetalol
|
200
25
2,5
50
100
100
2,5
20
80
80
5
40
20
12,5
100
|
800
100
10
200
200
200
10
160
320
320
40
160
40
50
300
|
1-2 x
1x
1x
1-2 x
1x
2 x
2-3x
1x
2x
1x
2x
2-3x
2x
1x
2x
|
Cap 200mg tab 400mg
Tab 50mg 100 mg
Tab 5 mg
Tab 50,100mg
Tab 100mg
Tab 50 mg
Tab 5 mg
Tab 40 ,80 mg
Tab 40,80 mg
Tab 80,160 mg
Tab 5,10 mg
Tab 10,40 mg
Tab 10,20 mg
Tab 25mg
Tab 100mg
|
Dosis dan sediaan
berbagai alfa blocker
Obat
|
Dosis awal
(mg/hari)
|
Dosis max
(mg/hari)
|
Frekuensi pemberian
|
sediaan
|
Prazosin
Terazosin
Bunazosin
Duksazosin
|
0,5
1-2
1,5
1-2
|
4
4
3
4
|
1-2 x
1 x
3 x
1 x
|
Tab 1, 2 mg
Tab 1, 2 mg
Tab o,5 ,1 mg
Tab 1 , 2 mg
|
Dosis dan sediaan ACE
–inhibitor dan angiotensin receptor blocker
Obat
|
Dosis (mg/hari)
|
Frekuensi pemberian
|
sediaan
|
a.ace inhibitor
kaptopril
benazepril
enalapril
fosinopril
lisinopril
perindopril
quinapril
ramipil
trandolapril
imidapril
b. arb
losartan
valsartan
irbesartan
telmisartan
candesartan
|
25-100
10-40
2,5-40
10-40
10-40
4-8
10-40
2,5-20
1-4
2,5-10
25-100
80-320
150-300
20-80
8-32
|
2-3 x
1-2 x
1-2x
1x
1x
1-2x
1x
1x
1x
1x
1-2x
1x
1x
1x
1x
|
Tab 12,5 dan 25 mg
Tab 5 dan 10 mg
Tab 5 dan 10 mg
Tab 10 mg
Tab 5 dan 10 mg
Tab 4 mg
Tab 5,10 dan 20 mg
Tab 10 mg
Tab 5 dan 10 mg
Tab 50 mg
Tab 40 dan 80 mg
Tab 75 dan 150 mg
Tab 20,40 dan 80 mg
Tab 4,8 dan 16 mg
|
Dosis dan sediaaan
antagonis kalsium
Obat
|
Dosis
|
Frekuensi/hari
|
sediaan
|
Nifedipin
Nifedipin(long action)
Amlodipin
Felodipin
|
30-60
2,5-10 mg
2,5-20 mg
|
3-4 x
1 x
1 x
1 x
|
Tab 10 mg
Tab 30.60dan 90 mg
Tab 5 dan 10 mg
Tab 2,5 ; 5 dan 10 mg
|
|
|
|
|
Isradipin
Nicardipin
Nicardipin SR
Nisoldipin
Verapamil
Diltiazem
Diltiazem SR
Verapamil SR
|
2,5-10mg
60-120mg
10-40 mg
80-320 mg
90-180 mg
120-540 mg
240-480 mg
|
2 x
2 x
1 x
2-3 x
3 x
1 x
1-2 x
|
Tab 2,5 dan 5 mg
Cap 20 dan 30 mg
Tab 30, 45 dan 60 mg
Amp 2,5 mg/ml
Tab 10, 20, 30 dan 40 mg
Tab 40, 80 dan 120 mg
Amp 2,5 mg/ml
Tab 30,60 amp 50 mg
Tab 90 dan 180 mg
Tab 240mg
|
Daftar Pustaka
Djamhuri,agus
Sinopsis Farmakologi dengan terapan khusus di klinik dan perawatan,1995,jakarta.Hipokrates
Neal,Michael J
At a glance Farmakologi medis,2006,jakarta:Erlangga
Syarif,Amir dkk
Farmakologi dan terapi.2007Jakarta:Departemen farmakologi dan terapeutik
Fakultas Kokteran Universitas INdonesia
Tambayong,Jan
Farmakologi untuk
keperarawatan,2001,jakarta:widya medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar